Untuk mengantispasi longsor yang mengancam permukiman warga Kampung
Nyalindung, Desa Ngamplang, Kec. Cilawu, Kab. Garut, anggota TNI AD dari
Kodim 0611/Garut dan Koramil Cilawu membangun tanggul penahan tanah
tebing. Relawan berseragam loreng itu bahu membahu dengan warga
setempat, Kamis (7/2).
Komandan Rayon Militer (Danramil) Cilawu, Kapten Infanteri Jaja mengatakan, pembangunan tanggul itu bersifat sementara sebagai inisiatif unsur TNI AD untuk membantu warga. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi longsor susulan terutama saat turun hujan.
"Bentuk kemanunggalan antara TNI dengan masyarakat kami wujudkan dalam bentuk pembuatan tanggul penahan longsor. Sekadar untuk mengantisipasi, mudah-mudahan kontur tanah bisa tertahan tanggul sehingga permukiman warga selamat dari ancaman longsor susulan," katanya.
Pembuatan tanggul sementara itu dilakukan secara sederhana. Material tanah sisa longsoran tebing dimasukkan ke dalam karung kemudian ditumpukkan hingga menutupi bagian tebing. Cara ini dilakukan untuk menahan lapisan tanah pada saat terjadi pergerakan atau pergeseran lempengan tanah.
Lebih jauh Jaja mengatakan, ada tiga titik longsor di kawasan itu akibat hujan deras yang mengguyur. Untungnya longsor tidak menelan korban jiwa. Kendati demikian, sejumlah rumah yang berlokasi di kawasan perbukitan dan di tepi tebing setinggi 15 meter terancam.
"Jika tebing itu ambrol kemungkinan rumah warga yang berdiri di sekitar tebing akan tergerus longsor. Inilah yang kita khawatirkan sehingga memutuskan untuk membangun tanggul sederhana," imbuhnya.
Di Kampung Nyalindung yang tercatat sebagai daerah rawan longsor, terdapat 126 kepala keluarga (KK) yang terdiri atas 467 jiwa. Sejumlah warga seringkali mengungsi ke rumah saudara atau tetangganya saat hujan deras mengguyur kawasan itu.
Komandan Rayon Militer (Danramil) Cilawu, Kapten Infanteri Jaja mengatakan, pembangunan tanggul itu bersifat sementara sebagai inisiatif unsur TNI AD untuk membantu warga. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi longsor susulan terutama saat turun hujan.
"Bentuk kemanunggalan antara TNI dengan masyarakat kami wujudkan dalam bentuk pembuatan tanggul penahan longsor. Sekadar untuk mengantisipasi, mudah-mudahan kontur tanah bisa tertahan tanggul sehingga permukiman warga selamat dari ancaman longsor susulan," katanya.
Pembuatan tanggul sementara itu dilakukan secara sederhana. Material tanah sisa longsoran tebing dimasukkan ke dalam karung kemudian ditumpukkan hingga menutupi bagian tebing. Cara ini dilakukan untuk menahan lapisan tanah pada saat terjadi pergerakan atau pergeseran lempengan tanah.
Lebih jauh Jaja mengatakan, ada tiga titik longsor di kawasan itu akibat hujan deras yang mengguyur. Untungnya longsor tidak menelan korban jiwa. Kendati demikian, sejumlah rumah yang berlokasi di kawasan perbukitan dan di tepi tebing setinggi 15 meter terancam.
"Jika tebing itu ambrol kemungkinan rumah warga yang berdiri di sekitar tebing akan tergerus longsor. Inilah yang kita khawatirkan sehingga memutuskan untuk membangun tanggul sederhana," imbuhnya.
Di Kampung Nyalindung yang tercatat sebagai daerah rawan longsor, terdapat 126 kepala keluarga (KK) yang terdiri atas 467 jiwa. Sejumlah warga seringkali mengungsi ke rumah saudara atau tetangganya saat hujan deras mengguyur kawasan itu.
Sumber : Klik Galamedia
Para pengurus Blog FALAH KOMPUTER Tidak selalu Online untuk memantau Komentar yang Masuk, Jadi tolong berikan Komentar Anda dengan Pantas dan Layak dikonsumsi oleh Publik. No SARA, SPAM dan Sejenisnya.